Kopi Santong, Aroma Pegunungan dari Lombok Utara


Sejarah dan Tradisi Kopi Santong

Desa Santong di Lombok Utara bukan hanya dikenal dengan deretan air terjunnya, tetapi juga dengan kebun kopinya yang tumbuh subur di lereng pegunungan. Sejak puluhan tahun lalu, masyarakat Santong sudah menanam kopi secara turun-temurun, menjadikannya bagian dari tradisi keluarga. Kopi ditanam di lahan kebun rakyat yang berpadu dengan tanaman lain seperti cengkeh, kakao, dan vanili, sehingga menciptakan ekosistem pertanian yang alami dan berkelanjutan. Bagi warga, kopi bukan sekadar komoditas, tetapi juga simbol kebersamaan: mulai dari kebiasaan minum kopi setelah bekerja di ladang, hingga suguhan utama bagi tamu yang datang berkunjung.


Karakteristik Kopi Santong

Kopi Santong tumbuh di ketinggian dengan kondisi tanah vulkanik yang kaya mineral serta udara sejuk khas pegunungan. Hal ini membuat cita rasa kopinya memiliki karakter unik: aroma kuat dengan sentuhan cokelat dan rempah, rasa seimbang antara pahit dan manis alami, serta aftertaste yang lembut. Banyak penikmat kopi lokal maupun wisatawan yang berkunjung mengakui bahwa kopi Santong punya ciri khas berbeda dibandingkan kopi dari daerah lain di Lombok.


Proses Panen dan Pengolahan

Proses panen kopi Santong dilakukan secara manual, di mana petani memetik hanya buah kopi yang matang berwarna merah cerah. Setelah itu, kopi diproses dengan cara tradisional, mulai dari pengupasan, penjemuran di bawah matahari, hingga proses sangrai yang masih menggunakan tungku kayu. Cara ini dipercaya mampu menjaga cita rasa alami kopi. Beberapa kelompok tani mulai mengadopsi teknik pengolahan modern, tetapi tetap mempertahankan kearifan lokal agar rasa khas Santong tidak hilang.


Kopi sebagai Sumber Ekonomi dan Wisata Edukasi

Bagi masyarakat Santong, kopi adalah salah satu sumber penghasilan utama selain cengkeh, kakao, dan hasil hutan lainnya. Banyak keluarga menggantungkan hidup dari hasil kebun kopi, baik melalui penjualan biji kering maupun produk olahan seperti bubuk kopi siap seduh. Saat ini, kopi juga mulai dikembangkan sebagai daya tarik wisata edukasi. Beberapa kebun kopi dibuka untuk wisatawan yang ingin belajar proses budidaya, panen, dan penyeduhan langsung dari sumbernya. Konsep wisata kopi ini tidak hanya memberi pengalaman unik bagi pengunjung, tetapi juga memperkuat perekonomian desa melalui diversifikasi usaha.

Dengan meningkatnya tren kopi lokal dan minat wisata berbasis alam, kopi Santong memiliki potensi besar untuk dikenal lebih luas, baik di Lombok maupun di luar daerah. Dukungan dari pemerintah daerah, komunitas pecinta kopi, serta promosi melalui platform digital akan sangat membantu memperkenalkan kopi Santong sebagai salah satu kopi khas Lombok Utara. Harapannya, kopi tidak hanya menjadi komoditas ekonomi, tetapi juga identitas budaya dan daya tarik wisata unggulan dari Desa Santong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar